-->

Materi Pai Konsep Manusia dalam islam

Pendahuluan

Manusia dengan proses kejadiannya berjalan berdasarkan dengan sunnatullah atau hukum alam. Sumber penciptaan dan proses kejadiannya perlu dipahami agar manusia hidup tidak  sombong dan lupa diri dalam beribadah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Dalam bab ini akan dibahas tentang:
  • 1) Konsep  manusia
  • 2) Terminologi dan Istilah manusia manurut ilmuwan dan Al-Quran,
  • 3). Proses kejadian manusia,
  • 4) Sifat-sifat manusia, martabat dan peranannya sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.

Penyajian

Konsep Manusia

Manusia sebagai ciptaan Allah yang diamanahkan kepadanya sebagai khalifah juga sebagai hamba-Nya. Poerwadarminta (1983) memberikan pengertian manusia, yaitu makhluk yang berakal budi (lawan dari pada binatang)…..Berbeda pengertian manusia yang dikemukakan oleh Zakiyah Darajat dkk (1994) bahwa manusia dalam pandangan kebendaan hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan ke dalam bumi pula dia kembali. Pengertian manusia kedua di atas menguraikan asal kejadian manusia, tempat dimana ia hidup dan ke mana berakhir hidupnya pula. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Syahminan Zaini  (1984) bahwa manusia adalah bagian dari alam besar yang ada di bumi, sebagian dari makhluk yang bernyawa….Demikian pula Abbas Mahmud al-‘Aqqad yang dikutip oleh Zaini bahwa manusia adalah orang yang bertanggungjawab,  diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan. Dari beberapa pengertian manusia yang dikemukakan ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah:
  • Makhluk yang diciptakan dari tanah kemudian berproses mengikuti sunnatullah (hukum alam);
  • Makhluk yang bertanggungjawab atas tugas-tugas kekhalifahannya
  • Makhluk yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan yang terbatas
  • Makhluk yang berakal, seehingga akal manusialah yang membedakan dengan makhluk lain.
Terminologi Manusia Nama lain daripada manusia menurut ilmuwan seperti yang dikutip oleh Syahminan Zaini (1984) dalam bukunya Mengenal Manusia Lewat Al-Quran dan Muhammad Daud Ali (1998) adalah sebagai berikut.
  • Linneaus mengatakan: “Manusia adalah “Homo Sapiens” = makhluk yang berbudi (berakal)
  • Raves mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Loquen” = makhluk yang pandai berbahasa dan menjelmakan pikiran dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun
  • Bergson mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Faber” = makhluk yang pandai membuat alat pertukangan
  • Aristoteles mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” = makhluk sosial
  • Huizinga mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Ludens” = makhluk yang suka main.
Menurut Quraisy Syihab (1996); Khaerul Umam (1986); ‘Abdul Baqi (1986) istilah manusia menurut Al-Quran ada tiga, yaitu:
  • Menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin semacam insan, ins, nas, unas, basyar, bani Adam, dan dzurriyyat. Perhatikan : Q.S. al-‘Ashr: 2; Q.S. al-Zariyat: 56; dan Q.S. an-Nas: 1-3 sebagai berikut.
     Artinya: “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.”
     Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
     Artinya: “Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.”
  • Menggunakan kata basyar. Perhatikan: surat Al-Kahfi: 110:
       Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
  • Menggunakan kata “Bani Adam”. Perhatikan Q.S. al-Isra’: 70

  • Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”Alquran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan sosial. Manusia sebagai basyar tunduk kepada takdir Allah sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan atau annas bertalian dengan roh Ilahi, memiliki kekebabasan dalam memilih tunduk atau membangkang terhadap perintah Allah.Murtadha Mutahhari (dalam Hasanah, 2007) berpendapat bahwa manusia adalah makhluk serba dimensi, yaitu: 
    1. secara fisik hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan, minum, istirahat, dan menikah supaya ia dapat hidup, tumbuh, dan berkembang
    2. manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian
    3. manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan
    4. manusia memiliki dorongan untuk menyembah Allah
    5. Manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia dikarunia akal, pikiran dan kehendak bebas, sehingga ia mampu menahan hawa nafsu dan dapat menciptakan keseimbangan dalam hidupnya
    6. Manusia mampu mengenal dirinya sendiri. Jika manusia mengenal dirinya, ia akan mencari dan ingin mengetahui siapa penciptanya, mengapa ia diciptakan, dari apa ia diciptakan, bagaimana proses penciptaannya, dan untuk apa ia diciptakan.

Proses Kejadian Manusia

Kejadian manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama kata Quraisy Syihab (1996). Lebih lanjut Rifyal Ka’bah (1978:34) dalam Panji Masyarakat no 252, 1 Agustus 1978 mengatakan bahwa Al-Quran telah menyampaikan tentang proses kejadian manusia secara ilmiah dan terinci. Al-Quran menguraikannya dengan ungkapan yang simpel dan mudah dipahami serta dalam waktu yang sama juga cocok dengan penemuan baru. Quraisy Syihab (1996) tidak sependapat dengan Rifyal Ka’bah bahwa Al-Quran telah menguraikan manusia secara rinci. Kata Quraisy Syihab, Al-Quran hanya menyampaikan bahwa proses kejadian manusia dari segi bahan penciptaannya saja sebagai berikut:
  • Bahan awal manusia adalah tanah
  • Bahan tersebut disempurnakan
  • Setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan kepada ruh Ilahi.
Perhatikan: Q.S. al-Hijr:
28-29:Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Artinya: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah."
Al-Quran menguraikan kejadian manusia dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kejadian manusia dari tanah, Dan tahap kedua kejadian manusia keturunan Adam.

Kejadian manusia pertama

Kejadian manusia pertama, al-Quran menjelaskan sebagai berikut:
  1. Allah menjadikan seorang manusia, sesudah itu baru Allah menjadikan isterinya dari bahan yang sama. Dari kedua manusia inilah dikembang-biakkan Allah keturunannya yang banyak, seperti firman-Nya dalam Surat An-Nisaa ayat 1: 
    Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
  2. Penciptaan manusia pada awalnya adalah jasadnya yang dijadikan dari tanah, seperti firman-Nya  dalam Surat as-Sajadah ayat 7 dan Surat al-Hijr ayat 28: 
        Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
  3. Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
  4. Setelah jasad manusia sempurna Allah meniupkan ruh ke dalam jasadnya, seperti firman-Nya  dalam Surat al-Hijr ayat 29: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalam ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan sujud.”
Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman: “Tatkala ditiupkan ruh ke dalam jasad Adam, bergerak dan terbanglah ruh itu kepada Adam, sehingga ia bersin dan mengucapkan “al-Hamdu lillah = segala puji bagi Allah”, lalu Allah menjawab: Allah memberi rahmat kepadamu (Hadis riwayat Ibnu Hibban, al-Hakim dan Addhia”). Jelaslah bahwa ruh ditiupkan ke dalam jasmani setelah sempurna kejadiannya. Tetapi, dari apakah ruh dijadikan Tuhan?, manusia tidak mengetahuinya, karena masalah ruh urusan Allah. Perhatikan Surat al-Israa ayat 85:
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit."
Karena itu, manusia tidak akan pernah dapat mengetahui sifat, keadaan dan unsur pokok ruh itu. Yang diketahui manusia dari ruh itu ialah bahwa dengan ruh itu manusia dapat menemukan, mengingat, berpikir, mengetahui, berkehendak, memilih, mencintai, membenci. (Sayyid Sabiq, 1984: 366). Pakar ilmu jiwa mengatakan bahwa yang dapat diketahui tentang ruh hanya gejala-gejalanya saja. Atas dasar itulah disusun Ilmu Jiwa. Jadi, Ilmu Jiwa bukanlah ilmu tentang hakikat ruh, melainkan ilmu yang mengetahui gejala-gejalanya saja.

Kejadian manusia keturunan (dari manusia pertama).

 
  • Keturunan manusia ini dijadikan oleh Allah dari air mani, seperti firman- Nya dalam surat as-Sajadah ayat 8:   
    Artinya: “Dia menjadikan keturunanya dari saripati air yang hina (air mani).”
  • Tentang air mani. Al-Quran menjelaskan bahwa ia dari air yang memancar, seperti firman-Nya dalam Surat al-Qiyamah ayat 37: 
    Artinya: “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).”
  • Kemudian al-Quran menjelaskan, bahwa sel yang akan menjadi manusia itu di simpan dalam suatu tempat (qaraar). Tempat ini disekitar daerah kandungan ibu, seperti firman Allah dalam surat al-Mukminun ayat 12-14:   gambar15  
    Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” ”Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumapal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.”
  • Al-Quran menjelaskan pula bahwa Allah menjadikan manusia sejodoh, laki-laki dan perempuan, seperti firman-Nya dalam surat an-Najmi ayat 45:gambar16
    Artinya: “Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laiki-laki dan perempuan.”

Sifat-Sifat Manusia, Martabat dan Peranannya sebagai Hamba dan Khalifah Allah.

Berbagai rumusan tentang manusia telah pula diberikan orang. Salah satu di antaranya, berdasarkan studi isi Al-Quran dan Hadis berbunyi bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada Allah, dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggungjawab atas segala perbuatannya dan berakhlak (Rasyid, 1983: 19) . Bertitik tolak dari rumusan tersebut, menurut ajaran Islam, manusia dibandingkan dengan makhluk lain, mempunyai berbagai ciri, antara lain ciri utamanya menurut Muhammad Daud Ali (1998: 11-19) adalah:
  • Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna
  • Manusia memiliki potensi beriman kepada Allah
  • Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya
  • Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah-Nya
  • Di samping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan
  • Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya
  • Berakhlak.

Penutup

Manusia pertama (Nabi Adam) diciptakan dari tanah kemudian keturunannya berkembang dari keturunan Adam dan Hawa. Dari kedua manusia inilah, manusia berkembang biak mengikuti ketetapan Allah, dan ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi dengan berpedoman kepada hukum-hukum Allah dan rasul-Nya.
Nah setelah membaca artikel diatas ada beberapa yang muncul pertanyaan seperti ...!! Apa sih pengertian manusia menurut bahasa, kamus, istilah dan ilmuwan...?? apa istilah manusia menurut ilmuwan dan Al-Quran...??? Terangkan proses kejadian manusia menurut ajaran Islam...? semoga pertanyaan petanyaan seperti diatas dapat anda jawab dengan mudah.....!!

0 Response to "Materi Pai Konsep Manusia dalam islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel